Madu Paseban

madu paseban megamendung

Madu Paseban merupakan madu yang di hasilkan dari lebah ternak spesies Apis cerana dan Apis mellifera dengan sari nektar didapatkan dari bunga kaliandra berasal dari tumbuhan kaliandra (Monoflora) yang banyak tumbuh dan tersebar pada kawasan Paseban dan kaki gunung Gedogan. Kaliandra dapat berbunga sepanjang tahun sehingga mampu memenuhi pakan bagi lebah madu Paseban. Sari bunga kaliandra berwarna keemasan biasanya pada dini hari lebah berdatangan ke bunga-bunga kaliandra untuk mengumpulkan sari bunga sebagai pokok madu.

Madu Paseban merupakan pemanis alami dan sebagai makanan bernutrien tinggi yang di hasilkan oleh lebah ternak yang dibudidayakan di Saung Madu Paseban. Selain sebagai konsumsi rumah tangga, madu Paseban banyak digunakan sebagai obat, hal ini karena didalam madu mengandung banyak senyawa untuk mencegah dan mengobati beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. “Madu memiliki kemampuan terapetik sebagai antiinflamasi, antimikroba, kesehatan gastro, kesehatan saraf, anti kanker, antidiabetik, dan sebagai antioksidan”.

Kesehatan dan Pengobatan

Madu merupakan cairan kental dengan rasa manis yang dihasilkan dari lebah. Madu dikumpulkan oleh manusia dengan mengambil dari hutan ataupun dengan cara berternak. Peternakan madu telah ada di Mesir kuno pada 2400 SM, bahkan di Spanyol pada tahun 6000 SM, masyarakatnya telah memperlihatkan proses memanen madu. Secara klinis, madu mengandung anti bakteria yang dapat menghindarkan tubuh dari kuman penyakit hingga meningkatkan daya tubuh.

Madu untuk kesehatan telah banyak diabadikan dalam manuskrip, papirus dan kitab-kitab yang diwariskan oleh peradaban manusia dari masa ke masanya, hingga hari ini. Madu untuk kesehatan  dan pengobatan termaktub dalam dalam QS. An-Nahl: 68-69 dan pada HR. Bukhari no. 5680, begitupun dalam perjanjian lama (torah) yang mengabadikan tentang keutamaan madu. Dan, dibanyak peradaban manusia, pada kerajaan-kerajaan kuno seperti Babilonia, Mesir kuno, Sumeria, India, dls, madu telah dijadikan sebagai obat/penyembuh dan sebagai pemenuhan atas kebutuhan rumah tangga, dan lainnya.

madu paseban megamendung

Budidaya

madu paseban megamendung

Madu ternak yang menjadi utama komoditi Saung Lebah Madu Paseban berasal dari lebah madu yang ditangkarkan atau dibudidayakan, spesies lebah madu yang di budidayakan adalah jenis lebah madu Apis cerana dan Apis mellifera.

Lebah sengaja dibudidayakan oleh Saung Madu Paseban untuk memproduksi madu dengan nektar yang menjadi sumber pakan lebah madu Paseban berasal dari bunga tanaman Kaliandra dan kopi yang banyak tersebar di Paseban dan kaki Gn. Gedogan sehingga menghasilkan jenis madu monoflora. Sumber nektar dan jenis lebah akan mempengaruhi senyawa-senyawa yang terkandung dalam madu, dan hal inipun yang membedakan manfaat secara khusus antara madu yang dihasilkan dari hutan dengan madu budidaya.

Hampir semua tumbuhan berbunga dapat dijadikan sebagai pakan lebah, Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai sumber pakan lebah adalah tumbuhan berbunga yang mengandung Nektar, Pollen (Tepung Sari) dan Ekstrafloral.

Eduwisata Lebah Madu Paseban

Adalah suatu program dimana peserta kegiatan wisata melakukan perjalanan wisata ke rumah saung madu lebah Paseban dalam suatu kelompok dengan tujuan untuk melihat kehidupan lebah madu Paseban, berinteraksi langsung dengan Apis cerana dan Apis mellifera, mengenal dan mempelajari ekosistem lebah Paseban, mendapati pengetahuan tentang produk-produk lebah, simulasi pemanenan madu, apitherapy atau terapi sengat lebah dan lainnya.

Pada kegiatan Eduwisata di Saung Madu Lebah Paseban (SMLP), peserta akan mendapatkan pengetahuan atas falsafah dan ekosistem lebah, mengenal terhadap lebah madu apis mellifera, mengenal tumbuhan kaliandra sebagai sumber pakan lebah madu Paseban, teknik budidaya Lebah madu dan penanganan panen serta pascapanen, teknik pembiakan ratu lebah dan apitherapy.

madu paseban megamendung

Madu

merupakan cairan kental dengan rasa manis yang dihasilkan dari lebah, memiliki kemampuan terapetik sebagai antiinflamasi, antimikroba, kesehatan gastro, kesehatan saraf, dls